Oleh: Al Ustadz Abul Mundzir Dzul Akmal Lc
الحمد لله والصلاة السلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله وبعد
Dari Ibnu `Umar radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فقال هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya salah seorang kalian apabila dia mati, diperlihatkan padanya tempat duduknya (di akhirat) pagi & sore, kalau seandainya dia salah seorang penduduk Jannah maka dia sebagai penduduk Jannah, kalau seandainya dia salah seorang penduduk neraka maka dia sebagai penduduk neraka, lalu dikatakan padanya : “Inilah tempat kamu sampai Allah Ta`ala membangkitkan kamu di hari kiamat”.[1]
Maka hadist ini salah satu dari sekian banyak dalil dari al Quran & as Sunnah yang menetapkan tentang kepastian adzab qubur & kenikmatannya, & sesungguhnya wajib beriman dgn hal tersebut & mempersiapkan diri utk itu.
Allah Ta`ala berfirman :
فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ (88) فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ (89) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (90) فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (91) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ (92) فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ (93) وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ (94) إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ (95
“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah Ta’ala), maka dia memperoleh ketenteraman & rezki serta jannah kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, & dibakar di dlm Jahannam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar”. (QS. Al Waaqi`ah : 88-95)
Berkata al Imam Ibnu Katsir : “Keadaan ini merupakan keadaan manusia ketika dlm sekarat, apakah dia termasuk kepada orang-orang yang didekatkan (kepada Allah Ta’ala), atau bukan orang-orang yang didekatkan, & apakah dia termasuk sebagai golongan kanan, atau dia termasuk kepada golongan mendustakan kebenaran yang lagi sesat dari petunjuk, yang lagi bodoh dgn perintah Allah Tabaaraka wa Ta`ala. Oleh karena itu Allah Ta`ala berkata : { فَأَمَّا إِنْ كَانَ } artinya adalah yang sedang sekarat, & { مِنَ الْمُقَرَّبِينَ }, adalah mereka yang mengerjakan amalan-amalan wajib & sunnah & meninggalkan yang haram-haram & yang dibenci serta sebahagian hal yang mubah. { فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ }, artinya adalah utk mereka surga & kesenangan, kemudian para Malaikat memberi khabar gembira dgn demikian di saat menjelang kematian. Sebagaimana telah lewat dlm al Baraa` bahwa Malaikat rahmat berkata : “Wahai ruh yang baik dlm jasad yang baik kamu telah memakmurkannya, keluarlah kamu kepada surga & kesenangan & kepada Rabb yang tak marah”.
Berkata `Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu `Abbas radhiallahu `anhu, bahwasanya{ فَرَوْحٌ }, maknanya adalah istirahat, , maknanya adalah yang di-istirahatkan. Dan demikian juga berkata Mujaahid, bahwa sesungguhnya ar-raauhu adalah istirahat, & menurut Abu Hazrah, maknanya adalah istirahat dari dunia.
Sa`iid bin Jubeir & as Sudiiy berkata { فَرَوْحٌ }, maknanya adalah kegembiraan, & Mujaahid berkata bahwa { فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ } maknanya adalah surga & kesenangan. Dan Qataadah berkata { فَرَوْحٌ }, maknanya ialah rahmat, & berkata Ibnu `Abbas, Mujaahid & Sa`iid ibnu Jubeir bahwa { وَرَيْحَانٌ }, maknanya ialah rizqi.
Seluruh pendapat ini berdekatan & shohihah, sesungguhnya barang siapa meninggal sebagai orang yang didekatkan (kepada Allah Ta’ala), maka dia akan menghasilkan seluruh bentuk rahmat, istirahat & ketenangan, kegembiraan & keceriaan serta rizqi yang baik.[2]
Sesungguhnya telah berdalil sebahagian ulama bahwa azab qubur adalah benar & wajib beriman dengannya. Hal ini sesuai dgn firman Allah Ta`ala tentang keluarga Fir`aun :
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Kepada mereka diperlihatkankan neraka pada pagi & petang, & pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun & keluarganya ke dlm azab yang sangat keras”. (QS. Ghaafir : 46)
Berkata al Imam Ibnu Katsir rahimahullahu Ta`ala : “Sesungguhnya arwah mereka disodorkan kepada neraka pagi & sore sampai terjadinya kiamat, maka apabila hari kiamat, dikumpulkan arwah & jasad mereka di neraka”.[3]
Dari Asma` binti Abi Bakar radhiallahu `anhuma bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ مِثْلَ أَوْ قَرِيبَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ يُؤْتَى أَحَدُكُمْ فَيُقَالُ لَهُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَآمَنَّا وَاتَّبَعْنَا فَيُقَالُ لَهُ نَمْ صَالِحًا فَقَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُؤْمِنًا وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ (لا أيتهما قَالَتْ أَسْمَاءُ) فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di qubur seperti atau hampir sama dgn fitnah Dajjal. Didatangkan salah seorang kalian lalu dikatakan padanya : “Apa yang kamu ketahui tentang lelaki ini ?” Adapun mu`min dia akan menjawab : “Muhammad Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam, telah datang kepada kami dgn dalil-dalil & petunjuk, maka saya menerimanya & beriman dengannya serta mengikutinya”. Kemudian dikatakan kepadanya : “Tidurlah kamu dgn tenang, sungguh Kami telah mengetahui bahwa engkau adalah betul-betul yakin.” Sedangkan munafiq atau seorang yang ragu, (perawi berkata : saya tak mengetahui yang mana diantara dua ini dikatakan oleh Asmaa`), maka dia mengatakan : “Saya tak tahu, saya telah mendengar manusia mengatakan sesuatu maka saya mengatakan juga”.[4]
Dan dari `Aisyah radhiallahu `anha bahwa seorang wanita Yahudi masuk ke tempat beliau lantas dia menyebutkan tentang adzab qubur, lalu `Aisyah berkata kepadanya : “Semoga Allah melindungi kamu dari adzab qubur.”, kemudian `Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam tentang adzab qubur, maka Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam menjawab :
نَعَمْ عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ
“Benar adzab qubur adalah haq”,
berkata `Aisyah : “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam sholat setelah itu kecuali beliau minta perlindungan kepada Allah dari adzab qubur”.[5]
Sesungguhnya Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam telah menjelaskan kepada ummatnya gambaran cobaan yang terjadi diqubur. Dari Anas bin Malik radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
“Seorang hamba, bila sudah dimasukan dlm quburnya, lalu berpaling & pulang para sahabatnya, sampai dia betul-betul mendengar bunyi sandal-sandal mereka, kemudian dua Malaikat mendatanginya & mendudukkannya sambil berkata kepadanya : “Apa yang kamu katakan tentang lelaki ini, Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam ?” Lalu dia menjawab : “Saya bersaksi bahwa dia hamba Allah & RasulNya.”, kemudian dikatakan kepadanya : “Lihatlah tempat duduk kamu dari neraka & sesungguhnya Allah Ta`ala telah menggantikan untukmu tempat dudukmu dari surga.” Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Maka dia lihat keduanya.” Adapun seorang kafir atau munafiq dia mengatakan : “Saya tak tahu, saya hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh manusia.” Maka dikatakan padanya : “Kamu tak tahu & kamu tak membaca.” Kemudian dipukul dia dgn satu pukulan dari palu terbuat dari besi diantara dua telinganya, lalu dia berteriak satu teriakan yang dapat didengar oleh siapapun kecuali manusia & jin”.[6]
Dari al Baraa` bin `Aazib radhiallahu `anhu dari Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda (tentang perkataan Allah Ta’ala):
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah mengokohkan orang-orang yang beriman dgn ucapan yang teguh itu dlm kehidupan di dunia & di akhirat, & Allah menyesatkan orang-orang yang zalim & memperbuat apa yang Dia kehendaki”.(QS. Ibrahim : 27)
Beliau bersabda :
نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَلِكَ قَوْلُ الله عَزَّ وَجَلَّ
“Ayat ini turun tentang adzab qubur, dikatakan kepada si mayat : “Siapa Rabb engkau?” Dia menjawab : “Rabb saya Allah & Nabi saya Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam”, maka itulah makna firman Allah `Azza wa Jalla :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dgn ucapan yang teguh itu dlm kehidupan di dunia & di akhirat, & Allah menyesatkan orang-orang yang zalim & memperbuat apa yang Dia kehendaki.”.(QS. Ibrahim : 27)[7]
Dan Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam men-syariatkan bagi ummatnya utk memintakan ampunan bagi seorang mayat & memohonkan bagi dia keteguhan. Dari `Utsman bin ‘Affan radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam apabila beliau telah selesai dari menguburkan mayat, lalu beliau berdiri dekat quburannya sambil berkata :
اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ
“Mohonkan kepada Allah Ta`ala ampunan bagi saudara kalian ini, & mintakan baginya keteguhan, sesungguhnya dia sekarang lagi ditanya”.[8]
Adapun Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam sangat sering minta perlindungan dari adzab qubur, & dia perintahkan juga para sahabatnya demikian. Dari Abu Sa`id al Khudriy radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
هَذِهِ الْأُمَّةَ تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا فَلَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَعُ مِنْهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Umat ini akan diuji di quburnya, kalaulah bukan kalian saling diquburkan, betul-betul saya akan memohon kepada Allah utk memperdengarkan kepada kalian adzab qubur yang saya mendengar darinya”. Kemudian Rasulullahi Shollallahu `alaihi wa Sallam menghadap kepada kami dgn wajahnya ,dan beliau berkata : “Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab neraka.” Para sahabat berkata : “Kami berlindung kepada Allah dari adzab neraka.”, kemudian beliau berkata kembali : “Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab qubur.”, para sahabatpun menjawab : “Kami berlindung kepada Allah dari adzab qubur”.[9]
Qubur merupakan tempat turun pertama dari sekian tempat turun menuju akhirat. Dari `Utsman radhiallahu `anhu bahwa dia, bila berdiri dekat qubur dia menangis sampai-sampai basah jenggotnya, lalu dikatakan padanya : “Kamu mengingat surga & neraka namun kamu tak menangis, sedangkan disini (di dekat qubur) kamu menangis?”, beliau menjawab : “Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullahi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وسمعت رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول : مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
“Sesungguhnya qubur merupakan persinggahan pertama menuju akhirat, barang siapa yang selamat darinya maka utk selanjutnya akan lebih ringan darinya, & barang siapa yang tak selamat darinya maka utk setelahnya akan lebih sulit”. Dan saya telah mendengar Rasulullahi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda : “Saya tak melihat satu pemandangan (yang menakutkan) sama sekali kecuali qubur lebih sangat menakutkan”.[10]
Dan di dlm qubur ada jepitan yang tak akan selamat seorangpun darinya. Dari `Aisyah radhiallahu `anha bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً َلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِيًا مِنْهَا لنجا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ
“Sesungguhnya bagi qubur tersebut ada jepitan, kalau seandainya salah seorang selamat darinya, sungguh telah selamat Sa`ad bin Mu`aadz”.[11]
Dari Ibnu `Umar radhiallahu `anhu dari Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
هَذَا(سعد بن معاذ الأنصاري سيد الأنصار – رضي الله عنهم-. الَّذِي تَحَرَّكَ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
“Ini Sa`ad bin Mu`adz radhiallahu `anhu yang telah bergerak baginya al `Arsy, & dibukakan untuknya pintu-pintu langit, & telah disaksikan oleh tujuh puluh ribu orang dari Malaikat, sungguh dia telah dijepit oleh satu jepitan, & kemudian dilepaskan dia darinya”.[12]
Hendaklah setiap pribadi diantara kita betul-betul membayangkan tentang dirinya, dimana sungguh dia akan digotong di atas pundak-pundak lelaki & akan diletakkan di dlm lubang yang sangat sempit & gelap ini. Tidak ada teman yang ramah di dalamnya, tak ada teman duduk, tak ada harta, tak ada anak cucu, & jadilah quburan tersebut sebagai tempat tinggalnya, tanah sebagai tikarnya, cacing-cacing sebagai temannya, pada tempat yang demikian tak bermanfaat harta benda, juga kedudukan, & tak juga syahadah-syahadah. Allah Ta`ala berfirman :
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُم بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَاء الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ
“Dan sekali-kali bukanlah harta & bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun, tetapi orang-orang yang beriman & mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan, & mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga)”. (QS. Sabaa` : 37)
Dari Anas bin Malik radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Tiga yang mengikuti seorang mayat, maka dua akan kembali & tinggallah satu, akan mengikutinya adalah keluarganya & hartanya serta amalannya, namun keluarganya & hartanya akan kembali & tinggallah bersamanya amalannya”.[13]
Maka seyogyanya bagi seorang muslim utk memperhatikan dirinya & bersegera dia bertaubat dgn taubat nashuha, lalu dia melazimkan dirinya dlm ketaatan & taqwa, & hendaklah dia selalu dlm mempersiapkan dirinya utk bertemu dgn Rabbnya. Kemudian berkata seorang penyair :
يا من بدنياه اشتغل وغره طول الأمل
الموت يأتي بغتة والقبر صندوق العمل
“Wahai orang yang sibuk dgn dunianya,
dan menipunya dgn angan-angan yang panjang.
Kematian akan datang secara tiba-tiba,
dan quburan merupakan kantong amalan”.
والحمد لله رب العالمين، وصلى الله سلم علي نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
Diterjemahkan oleh : al Faqiir Ila `Afwi Rabbihi al Ustadz Abul Mundzir Dzul Akmal Lc ar Riyawwiy al Madaniy as Salafiy dari Kitab : “Ad Durarul Muntaqoot minal Kalimaatil Mulqooti Duruusun Yaumiyah”, & beberapa tambahan dari penterjemah, halaman 307-311, oleh as Syaikh Amiin bin `Abdullah as Syaqaawiy.
Rimbo Panjang, kompleks Pon Pes Ta`zhim as Sunnah as Salafiyah, Km 19 ½ ba`da sholat `Ashar 2 Shofar 1431 H/18 Januari 2010 M.
Buletin Ta’zhim As-Sunnah Edisi 11/IV/12 Rabi’ul Awwal 1431 H
[1] “Shohih al Bukhariy (1379), Muslim (2866)”.
[2] “Tafsir Ibnu Katsir (13/396)”.
[3] “Tafsir Ibnu Katsir (12/193)”.
[4] “Shohih al Bukhariy (1053), Muslim (905)”.
[5] “Shohih al Bukhariy (1372), Muslim (584).
[6] “Shohih al Bukhariy (1338), Muslim (2870)”.
[7] “Shohih Muslim (2781)”.
[8] “Sunan Abi Dawud (3221) & dishohihkan oleh al Haakim”.
[9] “Shohih Muslim (2867)”.
[10]“Sunan at Tirmidziy (2308)”.
[11]“Musnad al Imam Ahmad (6/96)”.
[12] “Shohih Sunan an Nasaaiiy (1942)”. Oleh al Imam al Albaaniy, nukilan dari kitab “al Mausuu`ah al Fiqhiyyah al Muyassarah fil Kitaab was Sunnatul Muthohharah”, (4/172), oleh as Syaikh Husein al `Awaayisyah.
[13] “Shohih al Bukhari (6514), Muslim (2960)”.
sumber: www.mediasalaf.com tags: Alaihi Wa Sallam,
Related Posts
KEDUNGUAN DAN KECELAKAAN PARA PEMAKAI JIMAT
17 Dec 20130KEDUNGUANNYA ADALAH : 1. Takut membuka jimat yang dibalut dengan rapat. Ini sama saja membeli k...Read more »
Hak Allah Kepada Hamba-Nya
28 Oct 20130Allah Ta’ala berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menye...Read more »
Keluarnya Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj Serta Turunnya Nabi Isa
03 Jul 20130Dari Nawas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, dirinya berkata: "Pada suatu siang, pernah Rasula...Read more »
Mendulang Hikmah Dibalik Cinta Kepada-Nya
03 Jul 20130Setiap manusia pasti menginginkan masuk kedalam surga, bahkan itu merupakan impian hati sanuba...Read more »
Keyakinan Sesat Pada Jimat
07 May 20130Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta 'Alam Ya Allah, (sampaikanlah) shalawat dan salam kepa...Read more »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.