HUBUNGAN ANTARA SETAN & MUSIK/NYANYIAN | Pondasi Seorang Muslim



Allàh Ta'àlà berikan iblis kesempatan untuk melakukan perkara yang telah menjadi niatannya pada Adam 'alaihis shalàtu was sallàm dan anak cucu keturunanAdanya. Ia berfirman:

"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan SUARAMU, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. Al-Isrà: 64)

Telah diriwayatkan dari sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud "menghasung siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu" adalah melalaikan mereka dengan NYANYIAN. Di antara yang menyebutkan hal tersebut adalah Mujahid bin Jabir. Beliau berkata tentang makna "dengan suaramu":

"Yaitu melalaikannya dengan nyanyian." (Tafsir Ath-Thabari)

Umar bin 'Abdul Aziz pernah menulis surat kepada guru yang mengajarkan anaknya, isinya adalah, "Hendaklah yang pertama kali diyakini oleh anak-anakku dari budi pekertimu adalah kebencianmu pada nyanyian. KARENA NYANYIAN ITU BERASAL DARI SETAN dan ujung akhirnya adalah murka Allàh.

Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Nyanyian adalah mantera-mantera zina."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullàh memberikan pelajaran yang sangat berharga. Beliau mengatakan,

"Seorang hamba jika sebagian waktunya telah tersibukkan dengan amalan yang tidak disyari'atkan, dia pasti akan kurang bersemangat dalam melakukan hal-hal yang disyari'atkan dan bermanfaat. Hal ini jauh berbeda dengan orang yang mencurahkan usahanya untuk melakukan hal yang disyari'atkan. Pasti orang ini akan semakin cinta dan semakin mendapatkan manfaat dengan melakukan amalan tersebut, agama dan islamnya pun akan semakin sempurna."

Lalu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Oleh karena itu, banyak sekali orang yang terbuai dengan nyanyian (atau syair-syair) yang tujuan semula adalah untuk menata hati. Maka, pasti karena maksudnya, dia akan semakin berkurang semangatnya dalam menyimak Al Qur'an. Bahkan sampai-sampai dia pun membenci untuk mendengarnya." (Majmù' Al Fatàwà, 11/567)

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullàh, seorang muridnya pun mengatakan,

"Sungguh nyanyian dapat memalingkan hati seseorang dari memahami, merenungkan dan mengamalkan isi Al Qur'an. Ingatlah, Al Qur'an dan nyanyian selamanya tidaklah mungkin bersatu dalam satu hati karena keduanya itu saling bertolak belakang. Al Qur'an melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu, Al Qur'an memerintahkan kita untuk menjaga kehormatan diri dan menjauhi berbagai bentuk syahwat yang menggoda jiwa. Al Qur'an memerintahkan untuk menjauhi sebab-sebab seseorang melenceng dari kebenaran dan melarang mengikuti langkah-langkah setan. Sedangkan nyanyian memerintahkan pada hal-hal yang kontra (berlawanan) dengan hal-hal tadi." (Ighàtsatul Lahfàn, 1/248-249)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullàh mengatakan, "Tidak ada satu pun dari empat ulama madzhab yang berselisih pendapat mengenai haramnya alat musik." (Majmù' Al Fatàwà, 11/576-577)

Imam Abu Hanifah rahimahullàh. Beliau membenci nyanyian dan menganggap mendengarnya sebagai suatu perbuatan dosa. (Talbis Iblis, 282)

Imam Malik bin Anas rahimahullàh. Beliau berkata, "Barangsiapa membeli budak lalu ternyata budak tersebut adalah seorang biduanita (penyanyi), maka hendaklah dia kembalikan budak tadi karena terdapat 'aib." (Talbis Iblis, 284)

Imam Asy Syafi'i rahimahullàh. Beliau berkata, "Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak." (Talbis Iblis, 283)

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullàh. Beliau berkata, "Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan dalam hati dan aku pun tidak menyukainya. (Talbis Iblis, 280)

Dari sini, pantaskah Al Qur'an ditinggalkan hanya karena terbuai dengan nyanyian? Ingatlah, jika seseorang meninggalkan musik dan nyanyian, pasti Allàh Ta'àlà akan memberi ganti dengan yang lebih baik.

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allàh, niscaya Allàh akan memberi ganti padamu dengan sesuatu yang lebih baik." (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih)

Tatkala Allàh memerintahkan pada sesuatu dan melarang dari sesuatu pasti ada maslahat dan manfaat di balik itu semua. Sibukkanlah diri dengan mengkaji ilmu dan mentadaburi Al Qur'an, niscaya perlahan-lahan perkara yang tidak manfaat semacam nyanyian akan ditinggalkan.

Semoga Allàh membuka hati dan memberi hidayah bagi siapa saja yang mudah dalam menerima kebenaran.


0 comments:

Post a Comment

 
Top
notifikasi
close