Adab Shalat | Pondasi Seorang Muslim



Menunggu shalat.

Abu Hurairah  bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk kembali ketempat keluarga itu melainkan karena menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih)

Shalat di awal waktu.

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, “Perbuatan apa yang paling utama?”. Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya”. “Lalu?”, tanyaku lagi. Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua”. “Lalu?”, tanya selanjutnya. Beliau menjawab, “Berjuang di jalan Allah”. (HR. Muslim)

Menjauhi tempat dan pakaian bergambar ketika shalat.

Aisyah berkata bahwa Nabi saw pada baju yang ada bajunya ada gambar-gambar. Beliau bersabda, “Gambar-gambar ini menggangguku. Bawalah dia pada Abu Jahm dan bawakan kepadaku bantal-bantal” (HR. Muslim)

Tidak menjuntaikan pakaian ke lantai.

Ibnu Mas’ud berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang menjuntaikan sarungnya (celananya) dalam shalat dalam keadaan sombong maka Allah Ta’ala tidak memperhatikan kebaikan dan kejelekennya” (HR. Abu Dawud)

Meletakkan satrah (pembatas).

Musa bin Thalhah meHR.kan dari ayahnya bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian sudah meletakkan di depan kalian pembatas sepanjang panjangnya hewan maka laksanakanlah shalat dan jangan diperhatikan siapa yang lewat di belakang pembatas itu” (HR. Muslim)

 Shalat dengan berdiri.

Imran bin Hushain bertanya kepada Nabi saw mengenai shalat seseorang yang shalat dengan duduk. Beliau menjawab, “Shalatnya dia dalam keadaan berdiri lebih baik daripada shalatnya dengan duduk. Shalatnya dengan duduk pahalanya separuh dari shalatnya dengan berdiri dan shalatnya dengan berbaring pahalanya separuh dari shalatnya dengan duduk” (HR. Abu Dawud)

Ringan namun sempurna.

“Anas berkata bahwa Nabi saw melaksanakan shalat dengan ringan tapi sempurna” (HR. Muslim)

Membaca Surat Al Fatihah dan Al Qur’an dengan tenang.

Ummu salamah berkata, “Rasulullah saw memotong bacaan setiap ayat, dimana saat membaca bismillahirrahmannirrahiim beliau berhenti sebentar lalu membaca alhamdulillahirabbil’alamiin kemudian berhenti sebentar lalu membaca arrahmannirrahiim kemudian berhenti sebentar lalu membaca maaliki yaumid diin” (HR. Abu Dawud)

Mengeraskan bacaan Amin.

Wail bin Hujr berkata, “Jika membaca Waladdhallin, Rasulullah saw mengucapkan Amin sambil mengangkat suaranya” (HR. Abu Dawud)

Shalat dengan Tumakninah.

Abu Hurairah berkata bahwa suatu kali saat Rasulullah saw berada di masjid ada seorang datang lalu dia melaksanakan shalat dan sesudah selesai dia mengucapkan salam pada Rasulullah saw. beliau menjawab salamnya dan berkata, “Kembalilah, dirikanlah shalat karena engkau belum shalat”. Pria itu kembali melaksanakan shalat dan sesudah selesai dia kembali menemui Nabi saw dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab salamnya dan mengucapkan padanya seperti apa yang beliau ucapkan sebelumnya. Sesudah shalat yang ketiga kalinya dan menemui Nabi saw lalu memberi salam pada beliau, beliau mengucapkan padanya seperti yang beliau ucapkan sebelumnya. Dia menjawab, “Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik dari ini. Ajarilah aku”. Beliau lalu bersabda, “Jika engkau mendirikan shalat ucapkanlah takbir lalu bacalah ayat Al Qur’an yang mudah engkau baca. Lalu rukuklah dengan sempurna kemudian bangkitlah sampai tegak. Sesudah itu sujudlah sampai engkau sujud dengan sempurna. Lalu bangkitlah sampai engkau duduk dengan sempurna dan lakukanlah itu di seluruh shalatmu” (HR. Muslim)

Shalat dengan Khusyu.

Abu Hurairah berkata, “Aku dilarang oleh orang yang paling kucintai, Rasulullah saw, melakukan tiga hal dalam shalat; beliau melarang aku shalat seperti ayam yang sedang mematuk (sangat cepat), menoleh ke kanan kiri seperti musang dan duduk seperti cara duduknya binatang buas” (HR. Ahmad)

Perempuan lebih utama shalat di rumah.

Abdullah berkata bahwa Nabi saw bersabda, “Shalatnya seorang perempuan di rumahnya lebih baik daripada shalat di luar rumahnya dan shalatnya dalam kamar lebih baik daripada di luar kamarnya” (HR. Abu Dawud)

Shalat Sunnah di rumah.

Ibnu Umar berkata bahwa Nabi sae bersabda, “Shalatlah kalian di rumah kalian, jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan” (HR. Muslim)

Shalat Sunnah dengan sederhana.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwa Nabi  saw memasuki rumahnya dan di sisi Aisyah itu ada seorang wanita. Beliau  saw bertanya, "Siapakah ini?" Aisyah menjawab, "Ini adalah si Anu." Aisyah menyebutkan perihal shalatnya wanita tadi – yang sangat luar biasa tekunnya. Beliau  saw bersabda, "Jangan demikian, hendaklah engkau semua berbuat sesuai dengan kekuatanmu semua saja. Sebab demi Allah, Allah itu tidak bosan - memberi pahala -sehingga engkau semua bosan - melaksanakan amalan itu. Adalah cara melakukan agamayang paling dicintai oleh Allah itu ialah apa-apa yang dikekalkan melakukannya oleh orangnya itu - yakni tidak perlu banyak-banyak asalkan langsung terus." (Muttafaq 'alaih)

Tidur terlebih dahulu jika merasa mengantuk.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwa Rasulullah  saw bersabda, "Jikalau seseorang dari engkau semua mengantuk dan ia sedang ber shalat, maka baiklah ia tidur dulu, sehingga hilanglah kantuk tidurnya. Sebab sesungguhnya seseorang dari engkau semua itu jikalau ber shalat sedang ia mengantuk, maka ia tidak tahu, barangkali ia memulai memohonkan pengampunan - kepada Allah, tetapi ia lalu mencaci maki dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)

Istiqamah dalm mendirikan shalat sunnah.

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, berkata, Rasulullah  saw pernah bersabda kepadaku, "Hai Abdullah, janganlah engkau seperti si Fulan itu. Dulu ia suka bangun ber shalat malam, kemudian ia meninggalkan bangun malam itu." (Muttafaq 'alaih)

Haram Mengangkat Mata Ke Langit.

Anas, berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Bagaimanakah keadaan kaum - yakni orang-orang - itu. Mereka sama mengangkat mata mereka ke langit - yakni ke atas -dalam shalat mereka." Selanjutnya mengeraslah sabdanya dalam mengingatkan hal itu sehingga bersabda, "Niscayalah mereka wajib menghentikan kelakuan mereka semacam itu atau kalau tidak suka, maka akan disambarkan semua penglihatan mereka - yakni menjadi buta semuanya." (HR. Bukhari)

Makruh Menoleh Dalam Shalat Tanpa Adanya Uzur.

Aisyah radhiallahu 'anha, berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah saw perihal menoleh di waktu shalat, lalu beliau saw bersabda, "Menoleh itu adalah sambaran karena lengah yang dilakukan oleh syaitan dengan cara penyambaran yang cepat sekali dalam shalatnya seseorang hamba." (HR. Bukhari) Anas, berkata, "Rasulullah saw bersabda kepada saya, "Takutlah engkau akan menoleh di waktu shalat, sebab se-sungguhnya menoleh di waktu shalat itu menyebabkan kerusakan. Jikalau terpaksa harus menoleh, maka lakukanlah dalam shalat sunnah saja, jangan dalam shalat fardhu." (HR. Tirmidzi)

Haram  Shalat Menghadap Ke Arah Kubur.

Abu Martsad yaitu Kannaz bin al-Hushain, berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Janganlah engkau semua bershalat menghadap ke arah kubur dan jangan pula duduk di atas kubur itu." (HR. Muslim)

 Tidak menahan buang air. 

Aisyah radhiallahu 'anha, berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Tidak sempurnalah shalatnya seseorang di muka makanan dan tidak sempurna pula shalatnya di waktu ia menahan dua macam kotoran" - yakni ada keinginan akan kencing atau berak dan termasuk pula ingin kentut. (HR. Muslim)

0 comments:

Post a Comment

 
Top
notifikasi
close