Sifat Makan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam | Pondasi Seorang Muslim

Sifat Makan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam


Makanan Keluarga Rasulullah

Dari Urwah, dari Aisyah RA, dia berkata, "Demi Allah, hai kemenakanku, kami pernah menghitung awal tanggal sampai awal tanggal berikutnya. Sampai awal tanggal berikutnya, yaitu tiga kali awal tanggal, selama dua bulan berturut-turut, tidak ada sesuatu yang dapat dimasak di dapur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam." Urwah bertanya, "Wahai bibi, kalau begitu kalian semua makan apa saat itu?" Aisyah RA menjawab, "Kurma dan air, hanya kebetulan Rasulullah bertetangga dengan orang-orang Anshar dan mereka mendapatkan rezeki yang banyak hingga mereka sering mengirimkan sebagian air susu hewan mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan kami menghidangkannya kepada beliau." (HR. Muslim)

Beliau Tidak Pernah Kenyang
Walaupun beliau dermawan dan suka bersedekah, akan tetapi keadaan beliau sendiri sangat patut kita renungkan. Anas bin Malik berkata, "Tidak pernah Rasulullah duduk menghadapi meja makan yang penuh hidangan, sampai beliau wafat. Dan tidak pernah beliau makan roti enak dan lembut sampai wafat" (HR. Bukhari)
Aisyiah ra berkata, “Rasulullah tidak pernah kenyang sepanjang tiga hari berturut-turut. Kalau seandainya kami mau pasti kami kenyang, akan tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri” (HR. Baihaqi)
Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah salallahu alaihi wassalam keluar dari dunia (wafat) dan beliau belum pernah kenyang dari roti gandum” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

Hanya Makan Kurma Dan Air
Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika ada tetangga-tetangga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dari kaum Anshar yang membawakan buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:155)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)

2 Bulan Hanya Kurma Dan Air
Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam e dan keluarganya pernah selama sebulan atau dua bulan hanya memakan Aswadaan, yaitu kurma dan air. (HR. Bukhari & Muslim)

Tidak kenyang roti dua hari berturut
Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam kenyang dari roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah meninggal dunia, dan beliau tidak pernah kenyang dari korma dan air. (Kanzul Ummal 4:38)

Tidak Makan Roti 2 Hari Berturut
'Aisyahradhiyallahu 'anhamengungkapkan: "Keluarga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam e tidak pernah makan roti gandum sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga beliau wafat." (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Keluarga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah makan roti gandum sampai kenyang tiga hari berturut-turut semenjak tiba di kota Madinah sampai beliau wafat." (Muttafaq 'alaih)

Tidak kenyang tiga hari berturut
Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah ra.: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)
Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra. secara mursal, katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam selalu membantu orang dengan tangannya sendiri, beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri, dan tidak pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari berturut-turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam makan di atas piring, tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau meninggal dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang sedang dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang). (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tidak kenyang roti syair
Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas ra. katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sering tidur malam demi malam sedang keluarganya berbalik-balik di atas tempat tidur karena kelaparan, karena tidak makan malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti syair yang kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mendatangi suatu kaum yang sedang makan daging bakar, mereka mengajak beliau makan sama, tetapi beliau menolak dan tidak makan. Dan Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam meninggal dunia, dan beliau belum pernah kenyang dari roti syair yang kasar keras itu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151)

Fatimah membawakan roti kepada nabi
Pernah Fathimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam membawa sepotong roti syair yang kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau kepada Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun bertanya kepada Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?! Fathimah menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu, sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau memakannya dulu! (Majma’uz Zawa’id 10:312)

Mengisi perut dengan roti panas
Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali peristiwa ada orang yang membawa makanan panas kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam maka beliau pun memakannya. Selesai makan, beliau mengucapkan: Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama memasuki perutku sejak beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)

Cara Rasul membuat roti
Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa’ad ra. dia berkata: Tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam melihat roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan menjadi Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada orang bertanya: Apakah tidak ada pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam ayak yang dapat mengayak tepung? Jawabnya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah melihat ayak tepung dari sejak beliau diutus menjadi Rasul sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi, bagaimana kamu memakan roti syair yang tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya: Mula-mula kami menumbuk gandum itu, kemudian kami meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan yang mana tinggal itulah yang kami campurkan dengan air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tidak Makan Dengan Daging Dan Roti
Anas bin Malik mengungkapkan kepada kita sebagai berikut: "Rasulullah tidak pernah makan siang dan makan malam dengan daging beserta roti kecuali bila menjamu para tamu." (HR. At-Tirmidzi)

Jika ada minyak lebih baik untuk dimakan
Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam memakannya – ataupun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya: Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami utamakan untuk dimakan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)

Abu Ya’la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:154; Majma’uz Zawatid 10:325)

Tidak Makan Roti Gandum
Anas bin Malik menuturkannya kepada kita. Ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah makan hidangan di meja makan hingga beliau wafat, beliau juga tidak pernah makan roti yang terbuat dari gandum halus hingga beliau wafat." (HR. Al-Bukhari)

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa suatu ketika ia melewati suatu kaum yang dihadapan mereka terdapat seekor kambing yang telah terpanggang. Lalu mereka pun mengundangnya, namun ia enggan untuk memakan daging kambing tersebut. Dan Abu Hurairah pun berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan dunia ini, namun beliau belum pernah kenyang memakan roti yang terbuat dari gandum lembut." (HR. Bukhari)

Tidak Mendapatkan Kurma Yang Buruk Sekalipun
Dari Simak bin Harb, dia berkata, "Saya pernah mendengar Nu'man bin Basyir RA berpidato, ia berkata, 'Umar pernah menyebutkan harta yang pernah diraih oleh kaum muslimin dan setelah itu ia berkata, 'Pada suatu hari, saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam lesu karena beliau tidak mendapatkan sebutir kurma yang buruk sekalipun untuk mengisi perutnya.'" (HR. Muslim)

Puasa Jika Tidak Ada Makan
'Aisyahradhiyallahu 'anhamengisahkan: "Pada suatu hari, Rasu-lullah datang menemuiku. Beliau bertanya: "Apakah kamu masih menyimpan makanan?" 'Aisyahradhiyallahu 'anhamenjawab: "Tidak ada!" Beliau berkata: "Kalau begitu aku berpuasa." (HR. Muslim) 
Sifat Lapar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam

Tidur Dalam Keadaan Lapar
Ibnu Abbas menuturkan sebagai berikut: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarga beliau tidur dalam keadaan lapar selama beberapa malam berturut-turut. Mereka tidak mendapatkan hidangan untuk makan malam. Sedangkan jenis makanan yang sering mereka makan adalah roti yang terbuat dari gandum." (HR. At-Tirmidzi)

Sama-Sama Kelaparan
Dari Ibnu Abbas, bahwa dia pernah mendengar Umar bin Khattab berkata, Rasulullah keluar dari rumah pada waktu tengah hari yang panas dan mendapatkan Abu Bakar berada di masjid. “Apa yang membuatmu keluar pada saat-saat seperti ini?” tanya beliau. Abu Bakar menjawab,”Alasanku sama dengan alasan anda ya Rasulullah, yaitu karena lapar.” Tak lama kemudian muncul Umar bin Khattab. Beliau seperti itu pula kepadanya. Umar menjawab, ”Alasanku sama dengan alasan anda ya Rasulullah, yaitu karena lapar.” Setelah berbincang-bincang dengan keduanya, beliau bertanya,”Apakah kalian berdua masih kuat pergi ke kebun kurma untuk mencari makanan, minuman dan tempat berteduh?”Namun kemudian beliau bersabda lagi,”Marilah kita ke rumah Abul Haitsam bin At Taihan Al Anshary” (HR. Al Bazzar dan Abu Ya’la)

Rasulullah shalat dengan duduk
Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu’aim, Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia. (Kanzul Ummal 4:41)

Rasulullah mengganjal perut dengan batu
Tarmidzi memberitakan daiipada Abu Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa kami datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam lalu kami mengangkat kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:156)
Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam Ibnu Bujair berkata: Pernah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam merasa terlalu lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau bersabda: Betapa banyak orang yang memilih makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di akhirat.’

Kelaparan Ketika Menggali Parit
Dari Anas ia berkata,”Rasulullah pergi menuu parit dan beliau dapati kaum Muhajirin dan Anshar sedang menggali parit di pagi hari yang dingin, karena mereka tidak mempunyai hamba sahaya yang bisa mereka pekerjakan untuk itu. Ketika Rasulullah menyaksikan keadaan mereka yang keletihan dan lapar, beliau bersenandung, “Ya Allah,sesungguhnya kehidupan yang kekal adalah kampung akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin.”Merekapun menjawab,”Kamilah yang telah berjanji setia kepada Muhammad, untuk berjihad selama hayat masih dikandung badan.” (HR.Bukhari)

Sikap Wara Dalam Makan

Berhati-Hati Dengan Kurma Sedekah
Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa suatu malam Rasulullah mendapakan sebutir kurma di bawah lambungnya. Lalu beliau memakan kurma itu. Namun akibatnya semalam suntuk beliau tidak bisa tidur. Keesokannya sebagian di antara istri beliau bertanya,”Apakah semalam engkau berjaga?” Beliau menjawab,”Tadi malam aku mendapatkan sebutir kurma di bawah lambungku, lalu aku memakanya.padahal di rumah kita saat ini ada sebagian kurma dari pengumpulan shadaqah. Maka aku khawatir, jangan-jangan kurma itu termasuk sedekah.” (HR. Ahmad)

Wara’ dalam makanan
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bila dibawakan makanan, maka beliau menanyakannya terlebih dahulu. Apabila makanan itu adalah hadiah, maka beliau akan memakannya dan apabila zakat, maka beliau tidak memakannya." (HR. Muslim)

Rasulullah Memakan Hadiah
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwadia berkehendak membeli Barirah untuk dimerdekakan namun tuannya mengajukan syarat agar dia ('Aisyah radliallahu 'anha) menjad tuan dari sahaya yang dibebaskannya itu. Maka ('Aisyah radliallahu 'anha) menceritaklan hal itu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata, kepadanya: "Belilah, dan wala' dari sahaya adalah siapa yang membebaskannya". ('Aisyah radliallahu 'anha) berkata,: Kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah diberikan sepotong daging lalu aku katakan bahwa daging ini dari zakat yang diterima Barirah. Maka Beliau Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Baginya ini zakat tapi bagi kita ini hadiah". (HR. Bukhari)

Makan Dengan Basmalah
Dari Khudzaifah, dia berkata: Jika kami menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, maka tidak seorang pun dari kami yang berani meletakkan tangannya (makan lebih dulu) sebelum Rasulullah memulainya. Ketika kami sedang menghidangkan makanan, tiba-tiba datang seorang Arab Badui yang ingin meletakkan tangannya pada makanan itu, kemudian Rasulullah menyingkirkan tangan Badui tersebut. Lalu datang seorang budak perempuan yang ingin meletakkan tangannya pada makanan tersebut, Rasul pun menyingkirkan tangan budak perempuan tersebut. Beliau lalu bersabda, "Sesungguhnya syetan akan menempati makanan yang pemiliknya tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan. Sesungguhnya syetan tadi telah datang dengan menempel pada si Badui ini, maka aku singkirkan tangannya. Dia juga datang melalui budak perempuan ini, maka aku singkirkan tangannya. Demi Allah yang jiwaku berada dalam tangan-Nya, sesungguhnya tangan syetan itu berada dalam tanganku seperti ia ada di dalam tangan keduanya (Badui dan budak wanita tersebut). (HR. Muslim)

Tidak Mencela Makanan
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Beliau akan memakannya bila suka, bila tidak, beliau akan membiarkannya." (Muttafaq 'alaih)

Bencana Pertama Setelah Rasul Wafat
Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Bala yang pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini sesudah kepergian Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam ialah kekenyangan perut! Sebab apabila sesuatu kaum kenyang perutnya, gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya dan akan merajalelalah syahwatnya! (At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).

Makan Dengan Sederhana
Dari Jabir, dia berkata,”Ketika aku sedang duduk-duduk di dalam rumahku, tiba-tiba Nabi lewat di hadapanku. Beliau memberi isyarat dengan tangan agar aku mendekat. Maka aku bangkit dan mendekat ke arah beliau. Beliau memegang tanganku lalu kami beranjak pergi, sehingga kami tiba di salah satu rumah istri beliau. Setelah masuk ke dalam rumah lebih dahulu, beliau mengizinkan aku masuk. Maka aku pun masuk. Beliau bertanya,”Adakah makan siang?” “Ada,”jawab para penghuni rumah itu. Beliau meminta 3 potong roti yang diletakkan di atas talam yang ada daun kurmanya. Beliau mengambil 1 potong dan diletakkan di tangan beliau, lalu beliau mengambil sepotong roti lalu diletakkan di atas tanganku, lalu mengambil potongan yang ketiga, memotongnya menjadi 2 bagian, satu bagian diletakkan di atas tangan beliau dan sepotong lagi di atas tanganku. “apakah ada kuah?”tanya beliau. Mereka menjawab,”Tidak ada. Yang ada hanya cuka.” “Ambil cuka itu dan bawa ke sini, karena kuah yang paling nikmat adalah cuka.” (HR. Muslim)

Makan Di Atas Daun Kurma
Dari Anas bin Malik ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah makan di atas meja dan tidak pula dengan piring. Dan beliau tidak pernah dibuatkan roti empuk." Aku bertanya kepada Qatadah, "Lalu di atas hamparan apa beliau makan?" ia menjawab, "Di atas daun kurma." (HR. Bukhari)

Makan Minum Dengan Satu Usus
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah menjamu tamu seorang kafir. Lalu beliau menyuruh pembantunya untuk memerah susu kambing. Lalu tamu kafir itu meminumnya. Kemudian disuguhkannya lagi susu yang lain, lalu ia pun meminumnya. Disuguhkannya lagi, ia pun masih tetap meminumnya, hingga ia sanggup meminum susu perahan tujuh ekor kambing. Beberapa waktu kemudian, lelaki itu pun masuk Islam. Pada suatu ketika, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menyuguhkan susu kambing untuknya. Lalu lelaki itu meminum susu hasil perahan tersebut. Akan tetapi, ketika disuguhkan lagi susu yang lain, ternyata ia tidak sanggup untuk menghabiskannya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, "Orang mukmin itu minum dalam satu usus, sedangkan orang kafir itu minum dalam tujuh usus." (HR. Muslim)

0 comments:

Post a Comment

 
Top
notifikasi
close